Density Keyword

Density Keyword

Kurang lebih 3 tahun melayani Jasa Penulis Artikel SEO bukanlah waktu yang singkat. Di dalamnya terdapat suka dan duka yang tak perlu diungkapkan.

Namun bukan soal suka dukanya yang perlu digarisbawahi, melainkan bertambah baik tidak sebuah pelayanan. Salah satunya adalah service penyematan keyword, dalam hal ini biasa disebut sebagai frasa ‘density keyword’.

Density di Dalam Oxford Dictionary

Di dalam kamus Oxford, ‘density’ disebutkan sebagai kata yang mempunyai arti ‘kepadatan’. Makna ini mengacu pada jumlah sesuatu, misalnya jumlah kepadatan penduduk. Di sisi lain, kata ini juga sering digunakan untuk jumlah non fisik seperti di dalam ilmu kimia dan ilmu-ilmu lainnya.

Meskipun demikian, kata ‘density’ maknanya lebih dekat dengan jumlah sebuah benda. Artinya, ada sebuah ukuran yang jelas bagaimana sebuah benda (baca keyword) tersebut bisa dikatakan mempunyai kepadatan atau tidak.

Merujuk dari pemaparan di atas, phrase ‘keyword density’ bisa diartikan sebagai usaha untuk memadatkan kata kunci di dalam artikel SEO. Alhasil, makna keyword density yang beredar selama ini perlu diluruskan, sebab keyword density sangat jauh dari keidentikan sebagai kata kunci yang diulang-ulang.

Fungsi Density Keyword

Pada dasarnya, mesin pencarian memiliki algoritma khusus untuk mengenal relevansi sebuah kode. Keyword bertujuan sebagai kode tersebut yang nantinya menjadi tanda pengenal bagi mesin pencarian. Melalui kode kata kunci, artikel SEO yang dibuat seorang publisher memungkinkan naik tangga di halaman 1 Google.

Oleh karena kata kunci ini hanya sebuah phrase, ia tidak menghendaki kata-kata yang terlalu panjang. Selain menyulitkan mesin pencarian, kata kunci yang terlalu panjang juga hanya akan merubah fokus topik subjek artikel. Umumnya, kata kunci hanya terdiri dari 1-5 kata.

Sepakat dengan penjelasan di atas, kiranya akan lebih memuaskan apabila sebuah artikel SEO diberikan ruang khusus untuk penyematan kata kunci. Cukup aneh bukan jika sebuah artikel SEO ingin naik tangga di halaman 1 namun tanpa memberikan kata kunci di dalamnya.

Cara Menambahkan Keyword di Artikel SEO

Kembali berpegang pada makna kamus di atas, bahwa makna ‘density’ adalah kepadatan. Itu berarti kepadatan tidak serta merta mengarah pada fisiknya semata (jumlah keyword), namun hal yang perlu diperhatikan adalah kepadatan makna di dalamnya.

Jika sebuah artikel SEO hanya mementingkan jumlah keyword, sudah bisa diterka bahwa keterbacaan artikel tersebut sangat rendah. Hal ini mengacu pada ‘pemaksaan’ kata kunci, selain tidak memiliki kepadatan makna, juga tidak memiliki fokus pada topik subjek.

Maka dari itu, sampean benar-benar perlu mempertimbangkan keseimbangan antara jumlah kata di dalam artikel dengan kata kunci yang harus disematkan. Jika terlalu berlebihan, sampean bisa menggunakan sinonim kata tersebut untuk memperkaya kosa kata sekaligus membuat artikel cenderung tidak membosankan.

Perlu diketahui bahwa seorang penulis tidak bisa menggunakan sinonim tanpa mempertimbangkan makna common sense-nya. Sebab, di dalam sinonim juga terdapat makna-makna tersendiri. Oleh sebab itu, sangat baik apabila sampean menggunakan diksi guna memilih sinonim yang tepat. Lebih jelasnya akan diuraikan di dalam artikel bertajuk Latent Index Semantic (LSI).

Keyword-keyword yang wajib ada di dalam artikel SEO bisa dimulai dari judul, permanent link, first paragraph, tengah dan akhir. Selain itu, density keyword juga harus ada di bagian deskripsi, nama gambar, ALT text maupun nama video jika diperlukan. Sampean juga bisa menambahkan keyword di plugin SEO sekaligus tag-tag sesuai keyword yang sampean bidik. Semuanya bisa diakumulasikan sebanyak 3-3,5% dari total jumlah kata.

Finally,

Kata kunci merupakan sebuah usaha untuk memberikan sinyal mesin pencarian. Kata kunci adalah hubungan tanda-tanda yang berfungsi menghasilkan sebuah relevansi dan keterbacaan. Gunakan kata kunci seperlunya, sebab jika over optimize, mesin pencarian akan menilai artikel SEO sebagai spam keyword. Jadikanlah density keyword sebagai phrase yang menambah kekuatan makna, bukan sebaliknya.

 

One Comment

  1. Saya sih sekarang gak mikirin keyword density mas. Lebih fokus ke search intent sekarang, apakah konten yang saya tulis sudah menjawab intention dari keyword yang saya incar? Misal saya ngincar keyword utama sepatu bekas, saya cari tahu intent orang kalau nyari keyword itu apa sih? Lalu intent google sendiri apa? Saya cek serp, dan yg tampil laman-laman jualan sepatu bekas, ketahuan deh intent nya apa. Berdasarkan intent tersebut saya bikin kontennya.

    Penempatan keyword sendiri saya taruh keyword utama di title dan url. Kalau di dalam konten paling cuma sekali, kalaupun karena keadaan tertentu gak bisa naruh keyword utama di konten ya gpp. Asal kontennya sudah menjawab search intent, saya tenang. Ada juga konten yang ngincar keyword tertentu tapi keyword itu gak ditaruh di mana pun di konten itu, tapi rangkingnya bagus untuk keyword tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

Open chat
Assalamualaikum
Dengan Kontenindo, ada yang bisa kami bantu?